Di lingkungan kelas pekerja, anggota keluarga mulai berkumpul di sekitar tungku kayu bakar, untuk menyiapkan makanan paling sederhana, nasi dan sambal kelapa
Sri Lanka yang kini telah bangkrut akibat gagal bayar utang luar negeri yang lebih dari Rp700 triliun dan inflasi lebih dari 50%.
Cadangan devisanya turun menjadi sekitar US$1,6 miliar (sekitar Rp 22,8 triliun) pada akhir November, hanya cukup untuk membayar impor selama beberapa minggu, sementara total utang luar negeri diperkirakan lebih dari US$45 miliar (sekitar Rp643 triliun).
Salah satunya adalah utang ke China yang semakin menumpuk hingga melampaui USD5 miliar (Rp71,7 triliun) untuk pembangunan berbagai proyek infrastruktur, termasuk jalan, bandara, dan pelabuhan.
(Feby Novalius)