Disamping itu Ismail mengatakan, saat ini produksi jagung dalam negeri cukup bahkan surplus. Ketahanan stok jagung sampai bulan Agustus 2022 rata-rata diatas 1 juta ton pipilan basah Kadar Air (KA) 27 persen. Kebutuhan jagung dalam negeri dipasok hampir 80 - 90 persen untuk pakan ternak.
Seperti diketahui akhir-akhir ini, ancaman krisis pangan menggema di tengah ketegangan Rusia-Ukraina, gelombang iklim panas dan recovery Pandemi Covid-19.
Menurut Ismail ketidakpastian global, berdampak stabilitas dan harga pangan, pupuk dan energi. Kenaikan harga pangan, tak sedikit negara mengalami inflasi tinggi. Karena itu, ketahanan pangan nasional menjadi taruhan di masa datang.
(Taufik Fajar)