"Sejalan aktivitas ekonomi yang makin pulih dan mobilitas yang meningkat, kuota volume BBM bersubsidi yang dianggarkan dalam APBN 2022 diperkirakan akan habis pada Oktober 2022," jelasnya.
Dia juga menjelaskan kalau anggaran subsidi yang disebut tak tepat sasaran bisa untuk membiayai begitu banyak pembangunan.
"Di sisi lain, anggaran sebesar Rp502,4 triliun untuk subsidi energi sebenarnya bisa dipakai untuk membiayai begitu banyak pembangunan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas dan tepat sasaran," jelasnya.
Kini, pihaknya tengah memastikan kalau kebijakan subdisi dan kompensasi akan disesuaikan agar APBN dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat.
(Zuhirna Wulan Dilla)