Kemudian harga Solar yang dijual sebesar Rp5.510 per liter yang lebih tinggi dari harga keekonomian yang sebesar Rp13.950 per liter atau terdapat selisih Rp8.800 per liter yang harus disubsidi pemerintah. Arya mengatakan konsumsi solar hingga Juli sudah mencapai 9,8 juta KL.
"Kalikan saja selisihnya, Rp200,7 triliun. Ini lah yang disubsidi pemerintah hanya untuk Pertalite dan Solar hanya sampai Juli. Ini fakta, kalau ada yang bilang APBN cuma Rp11 triliun, dia halu," tutur dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)