JAKARTA - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite disebut masih banyak dinikmati orang kaya dibanding miskin.
Hal itu yang membuat penyaluran Pertalite sebagai BBM subsidi tak tepat sasaran.
Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan kalau kejadian ini terus dibiarkan maka bisa membuat kesenjangan sosial.
"Subsidi ini kan tujuannya untuk memeratakan kesejahteraan rakyat tapi kalau begini malah membuat kesenjangan," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (1/9/2022).
BACA JUGA:BPH: Penyaluran Subsidi BBM Harus Tepat Sasaran
Dia juga menjabarkan dari data Susenas 2020 kalau konsumsi terbanyak Pertalite 70% oleh kendaraan roda empat.
Sedangkan kendaraan roda dua hanya menikmati 30% saja.
"Kalau dari data ini malah bikin yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin," tegasnya.
Dia meminta agar rencana kenaikan BBM ini bisa dikritisi bersama dan lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi pada hari ini. Dikutip dari situs resmi Pertamina, harga Pertamax Turbo turun Rp2.000/liter. Dexlite turun Rp700/liter, sedangkan Pertamina Dex turun Rp1.500/liter.
Untuk harga BBM non subsidi di wilayah Jakarta yang berlaku pada 1 September 2022, yakni Pertamax Turbo Rp15.900, Dexlite Rp17.100 dan Pertamina Dex Rp 17.400.
(Zuhirna Wulan Dilla)