Sementara Ishpal dan Serina tahu es krim mereka rasanya enak, mereka sempat khawatir apakah makanan penutup vegan akan menarik bagi masyarakat umum.
“Saat itu, belum banyak veganisme di Malaysia. Anda mendapatkan es krim aneh di supermarket yang mungkin berbahan dasar kedelai,” jelas Serina.
"Veganisme dikaitkan dengan makanan yang hambar dan berumput. Namun, kami memiliki ide untuk meluncurkan Kind Kones dan menjadikannya bisnis kecil," tambahnya.
Itu adalah risiko bagi Ishpal dan Serina yang tidak memiliki pengalaman dalam industri makanan. Mereka bahkan memasukkan lebih dari 140.000 dollar ke Kind Kones di tahun pertama.
Tetapi mereka segera menyadari, mereka memiliki keunggulan pertama dengan es krim nabati yang terbuat dari bahan-bahan alami.
“Idenya adalah jika dulu ada es krim yang mainstream dan kita juga membuatnya, maka tidak ada bedanya. Itu harus cukup mainstream,” kata Serina.
Mereka juga menyadari bahwa makanan penutup mereka tidak hanya melayani mereka yang memiliki gaya hidup nabati, tetapi juga orang-orang dengan kondisi kulit seperti eksim dan alergi lainnya.
“Anak-anak merupakan target pasar yang besar bagi kami. Orang tua menyuruh anak-anak mereka makan es krim kami karena itu juga membuat alergi,” katanya.
(Feby Novalius)