Dia menjelaskan, bauran energi Pertamina juga akan berubah signifikan pada 2030. Pada 2021 bauran energi Pertamina mencapai 2,3 MT Joule dengan 81% dari produk pengolahan (tidak termasuk LPG), 15% produk pengolahahan LPG dan 3% gas. “Pada 2030, porsi NRE akan naik menjadi 17% dan gas 19%, sedangkan produk pengolahan turun menjadi 61% dan LPG berkurang jadi 3%,” katanya.
Untuk mencapai target, tambah Dannif, Pertamina memiliki beberapa proyek dan aktivitas yang sudah lama dijalankan, antara lain geothermal, pengembangan hydrogen, ikut berpartisipasi dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan energy storage system, dan membangun green industrial cluster. Selain itu, Pertamina juga mengembangkan green refinery, bio energy, proyek natural based solution (NBS) serta pengembangan EBT seperti solar PV, serta inisiatif lainnya. Selain itu, Pertamina juga ambil bagian dalam proyek Demtyl Ether (DME) yang ditargetkan rampung pada 2025.
EVP & CEO of Downstream Petronas Datuk Sazali Hamzah mengungkapkan untuk bisa melakukan transisi energi, pihaknya menargetkan perbaikan arus kas sebesar 50%. Dengan keuangan lebih baik, manajemen Petronas diproyeksikan dapat mendanai transisi energi. "Petronas menargetkan 30% revenue pada 2030 berasal dari non-traditional business (bisnis migas)," ujar Hamzah.
SVP Global Operation Mubadala Energy Stefano Raciti menyatakan kondisi saat ini memengaruhi strategi perusahaan ke depan. Mubadala akan fokus berinvestasi membangun portofolio ke gas. "Kami juga membidik carbon capture hydrogen. Kami komitmen untuk investasikan untuk bisa merealisasikan itu seperti Andaman sepertinya juga lebih ke gas," katanya.
(Taufik Fajar)