Dia mengatakan, hal ini menyebabkan tekanan pada nilai tukar di berbagai negara emerging, termasuk Indonesia. Terlebih lagi, Bank Sentral AS The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, artinya sejak awal kenaikan suku bunga oleh Federal Reservesudah mencapai 300 basis poin.
"Kenaikan suku bunga di berbagai negara, terutama negara maju jelas akan meningkatkan cost of funddan mengetatkan likuiditas yang harus kita waspadai secara sangat hati-hati," ucap Sri.
Kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi berpotensi akan mempengaruhi kinerja ekonomi global pada tahun 2023, yaitu potensi mengalami koreksi ke bawah. Inflasi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang melambat akan mengakibatkan stagflasi.
"Negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang merupakan penggerak perekonomian dunia berpotensi mengalami resesi pada tahun 2023," pungkas Sri.
(Taufik Fajar)