JAKARTA - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkap tingkat kebocoran air minum perpipaan mencapai 40%. Kebocoran masih tinggi karena masalah teknis dan administrasi.
Kebocoran atau kehilangan air sendiri merupakan salah satu masalah yang masih dihadapi dalam cakupan penyediaan air minum di mana pemerintah menargetkan penurunan angka NRW ke level 25% pada 2024.
"Kehilangan air minum itu, baik teknis maupun administrasi rata-rata masih 40%," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dilansir dari Antara, Rabu (5/10/2022).
Meski terlihat teknis, kata dia, kebocoran air minum perpipaan juga disebabkan masalah administrasi. Ia bahkan menyebut masalah tersebut termasuk salah satunya soal ada perusahaan di dalam perusahaan.
"Saya tahu dari ayah saya dulu. Kadang ada perusahaan di dalam perusahaan. Itu dulu yang dibabat ayah saya. Jadi saya tahu persis dari awal. Itu hal-hal yang perlu didisiplinkan. Di situlah sumber NRW," kata Menteri Basuki yang ayahnya adalah seorang Direktur PDAM di Semarang.
Menteri PUPR pun mendorong PDAM untuk bisa menurunkan NRW hingga di bawah 25-30%. Ia menjanjikan akan memberikan tambahan prasarana yang dibutuhkan PDAM sebagai imbalan.
"Saya akan bantu program penambahan prasarananya tapi bapak tanggung jawab untuk pengendalian kehilangan air," katanya.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Lalu Ahmad Zaini mengungkapkan tingkat NRW yang tinggi memang masih jadi salah satu masalah yang dihadapi perusahaan air minum di Tanah Air.