Ridwan Kamil Minta Maaf Usai Kritik LRT Palembang, Cek Lagi Bedanya dengan MRT dan KRL

Noviana Zahra Firdausi, Jurnalis
Senin 24 Oktober 2022 12:54 WIB
Ilustrasi LRT. (Foto: LRT)
Share :

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta maaf setelah menyebut LRT Palembang sepi peminat.

Di mana Ridwan Kamil melalui akun Instagram resmi miliknya mengunggah permohonan maaf kepada warga Palembang terkait studi kasus transportasi yang dianggap kurang berkenan.

“Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi2 kasus transportasi dianggap kurang berkenan. Kutipan Media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami," tulisnya di akun Instagram resmi @ridwankamil pada Senin (24/10/2022).

 BACA JUGA:Percepat Proyek MRT Fase 2A, Hati-Hati di Lokasi Ini Ada Rekayasa Lalu Lintas

Dia juga menjelaskan konteks permasalahannya.

"Dalam diskusi, ada developer di bekasi-karawang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT. Saya menjawab dengan berargumentasi," jelasnya.

Berikut poin dari Ridwan Kamil"

1. MRT itu mahal sekali, Rp1 triliun per KM. Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin.

2. Populasi harus besar supaya penuh dan balik modal cepat.

3. Harus terkoneksi dengan feeder dan jaringannya harus luas.

4. Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatannya saat kunjungan terakhir).

5. Diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis membahas plus minus pembangunan indonesia dari zaman dulu sampai dengan sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media.

6. Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yang selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus. Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sebagai pemimpin daerah.

Sehingga hal itu menimbulkan kritikan “Urus aja atuh Jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”. Kritikan itu diterima olehnya dengan lapang dada.

"Namun jika itu kurang berkenan dan keliru, sekali lagi saya haturkan permohonan maaf. Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luar biasa," ucapnya.

"Indahnya kembang di motif baju. Menjual gaun ke pulau Sumatera. Kota Palembang memang maju. Warganya pun bahagia sejahtera," tambahnya.

Sebagai informasi, jenis moda transportasi publik saat ini sudah mengalami kemajuan dimulai dari KRL/Commuter Line, MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit).

Lalu, apa perbedaan ketiganya?

LRT, MRT, dan KRL dibuat dengan fungsi memindahkan orang banyak dengan ruang jangkau lintas kota yang berdekatan atau dalam kota.

Rute layanan moda transportasi tersebut beroperasi di sekitar Jakarta dan kawasan penyangga Jakarta seperti Depok, Bogor, dan Bekasi.

Tidak banyak perbedaan yang dapat dilihat dari LRT, MRT, dan KRL, karena dasarnya ketiganya menggunakan kereta yang bergerak di atas rel untuk mengangkut dan memindahkan orang banyak.

Namun, kalian tetap perlu mengetahui perbedaan dari ketiganya.

Di mana yang pertama yaitu LRT, menggunakan perlintasan layang dengan aliran listrik bawah tanah, hanya bisa memuat 600 orang, memakai metode tiga rel, dapat menempuh kecepatan 90 km/jam, dan memiliki 2-4 gerbong.

Kedua MRT, menggunakan perlintasan layang dan bawah tanah dengan aliran listrik atas kereta, bisa memuat 1950 penumpang, memakai metode sepasang rel, dapat menempuh kecepatan 110 km/jam, serta memiliki 6 gerbong.

Sedangkan yang terakhir yaitu KRL. Dari ketiga moda transportasi publik tersebut KRL menjadi yang paling banyak diminati oleh masyarakat karena harganya yang terjangkau dan waktu tempuh yang singkat.

KRL memiliki ciri yang hampir sama dengan MRT, hanya saja untuk KRL menggunakan perlintasan atas tanah sedangkan MRT bawah tanah, bisa mengangkut 2000 penumpang, memakai metode sepasang rel, dapat menempuh 90 km/jam, dan memiliki gerbong terbanyak yaitu sekitar 8-10 gerbong.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya