Kisah Olla Crazy Rich Depok, dari Jualan Es Mambo hingga Perhiasan Imitasi Omzet Miliaran

JAKARTA - Pengusaha aksesori Nurlaela atau yang akrab disapa Olla disebut menjadi crazy rich dari Depok. Hal tersebut karena kesuksesannya menjalankan bisnis perhiasan imitasi dan aksesori.

Diketahui bahwa pendidikan Olla tidak lulusa SMP. Namun dari usaha yang gelutinya, Olla bisa meraup omzet hingga Rp4,5 miliar per bulan.

Baca Juga: Kisah Sukses dan Perjalanan Bob Sadino, dari Kuli Bangunan hingga Jualan Ayam

Sebelum memiliki gerai shopping di Depok, Olla kecil ternyata sudah memiliki bakat usaha. Dirinya berjualan es mambo untuk mendapat uang jajan.

Sebelum ke sekolah, Olla juga suka membantu ibunya untuk menjual es mambo di depan studio foto milik ayahnya. Kemudian Ollah juga sepat menjadi penyanyi kafe hingga mencoba peruntungan menjadi bintang iklan melalui casting.

Baca Juga: Kisah Jatuh Bangun Tirto Utomo Membangun Aqua

Olla memulai bisnisnya pada 2010 karena tak betah jika hanya berdiam diri menjadi ibu rumah tangga. Awalnya, dia menjual aksesori secara langsung atau offline. Satu dekade kemudian, berbekal modal Rp250 juta, Olla bertolak ke China untuk membeli produk aksesori yang akan dijualnya kembali

Tak hanya itu, dia melebarkan sayapnya untuk memulai bisnis di bidang lainnya seperti baju dan skincare, dengan modal hampir Rp10 miliar. Kini, dia telah memiliki kios sendiri dengan pendapatan hingga Rp150 juta hingga Rp300 juta per harinya.

Dia menjalani bisnis dengan omzet besar tersebut bersama dengan sang suami. Mulanya, sang suami enggan untuk meninggalkan pekerjaannya yang pada saat itu sebagai konsultan IT, yang menangani proyek-proyek perbankan. Olla pun meminta suaminya resign dari pekerjaannya tersebut dan membantunya mengelola bisnis aksesori yang sudah ada.

Saat itu, dia merasa bahwa penghasilan dari bisnis yang dijalaninya sudah melebih gaji sang suami sebagai konsultan IT. Dengan bantuan suaminya, Olla memiliki sistem usaha yang baik. Di mana, sistem penagihan dan cek resi dikembangkan sendiri oleh suaminya. Sistem tersebut melakukan penagihan kepada pelanggan dengan lebih cepat.

(Feby Novalius)