Ancaman Resesi 2023, Apa Strategi Bank Digital?

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Jum'at 04 November 2022 07:30 WIB
Singapore Fintech Festival ke-7. (Foto: Okezone/Dani Jumadil Akhir)
Share :

"Karena, kalau bank itu bisa kena bagaimana dengan bank ini. Rapatkan barisan, apapun yang kena itu secara keseluruhan buruk bagi semua ujung-ujungnya," katanya.

Meski IMF menilai ekonomi Indonesia sebagai titik terang di tengah kegelapan ekonomi, bahkan ekonomi Indonesia disebut akan selamat dari ancaman resesi 2023, namun hal tersebut jangan membuat industri melemah, termasuk industri perbankan

"Lebih baik kita mengantisipasi terburuk daripada terbuai, terlena itu bahaya," ujarnya.

Sementara itu, pihak perbankan juga telah mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS). The Fed kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) untuk yang keempat kalinya. Suku bunga ditetapkan sebesar 3,5%-4% pada pertempuan 1-2 November 2022. Suku bunga The Fed ini tertinggi sejak 2008.

"Kita melihat lagi ke depan seperti apa, kita sih percaya dengan baik tapi menurut saya gini, tahu depan sepertinya kita harus punya strategi decision. Hari ini the Fed naikin suku bunga lagi jadi 4%," katanya.

Kenaikan suku bunga The Fed tentunya akan disusul oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Bahkan BI diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan jadi 5%. Dengan kenaikan suku bunga acuan BI akan memengaruhi bunga kredit.

"Impact-nya banyak jadi lending lebih mahal," ujarnya.

Kharim menambahkan, Bank Jago akan memperkuat ekosistem digital, khususnya untuk partner lending yang mencapai 32 perusahaan partner.

"Kita tetap fokus ekosistem digital, tentunya lihat kondisi. Yang penting fundamental kita kuat," jelasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya