JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih belum selesai, bahkan tahun depan sudah diprediksi terjadi resesi ekonomi. Lantas bagaimana kondisi usaha seperti sektor tambang batu bara?
Environment Engineer PT Geo Mining Berkah Desri Hanifah mengatakan, dalam sektor tambang hal tersebut cukup memukul dunia pertambangan. Namun, secara umum sektor pertambangam masih dapat bertahan dan berkembang di tengah pandemi dan resesi.
"Sektor pertambangan masi melenggang. Semakin banyak bahan galian yang dieksploitasi akan menjadi tumpuan income bagi Indonesia," kata Desri dalam webinar "Facing The Challenges of Indonesia's Mining Industry in 2023" secara virtual, Kamis (17/11/2022).
Baca Juga: Cadangan Batu Bara MNC Energy Investments (IATA) Meningkat Jadi 332 Juta MT
Terlebih, lanjutnya, permintaan yang tinggi tidak akan mempengaruhi barang atau tambang. Selain itu, resesi juga jadi momentum bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju.
"Bahwa sektor pertambangan tidak akan terpengaruh terlalu besar karena kita memiliki sumber daya yang beragam sehingga kita percaya diri bahwa akan aman dari resesi," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 tercatat tumbuh sebesar 5,72% secara tahunan (year-on-year/yoy). Roda ekonomi Indonesia melaku di tengah resesi yang melanda berbagai negara, khususnya negara maju.
Baca Juga: PLTU Batu Bara dengan Kapasitas 9,1 Gigawatt Dipensiunkan pada 2027
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statitistik (BPS) Margo Yuwono menuturkan beberapa sektor perekonomian yang kebal dari resesi. Pasalnya, sektor-sektor perekonomian tersebut mencatatkan performa yang impresif, bahkan ada yang tumbuh hingga dobel digit.
"Hal ini tentu saja merupakan capaian atau prestasi seluruh masyarakat Indonesia di tengah terpaan kondisi global yang tidak menentu, bahkan tren industri pengolahan semakin menguat," kata Margo dalam konferensi pers.
Margo mengatakan bahwa penyumbang kedua terbesar, yaitu sektor pertambangan, yakni 13,47 persen.