JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut hasil serapan karbon di Indonesia dihargai menjadi USD30 per ton. Menurutnya kenaikan harga karbon tersebut bisa mendatangkan keuntungan untuk masyarakat pesisir asal bisa menjaga kelestarian lingkungan.
Menurut hitungannya, kawasan pesisir mempunyai potensi yang besar dalam menyerap emisi karbon.
"Sekarang kalau kita lihat harga karbon 1 ton untuk di Indonesia itu sudah mencapai USD30 dolar," ujar Bahlil dalam sambutannya pada acara peringatan hari Nusantara 2022 melalui kanal YouTube BKPM, Selasa (13/12/2022).
Bahlil mengatakan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai yang terpanjang di dunia bisa mendatangkan keuntungan dari hasil karbon trading yang disepakati oleh negara maju sebagai upaya menekan emisi gas buang.
Akan tetapi hal tersebut bisa dicapai asal masyarakat pesisir mampu menjaga terumbu karang dan menanam mangrove untuk bisa menyerap karbon lebih banyak.
"Kalau kita bicara tentang ekonomi hijau, salah satu penyerap karbon terbesar melalui mangrove dan terumbu karang karang, dulu kalau kita berbicara tentang potensi ekonomi selalu orang bicara tentang Berapa banyak kayu dan berapa banyak tambang," sambung Bahlil.