Bahlil: Harga Karbon di RI Naik Jadi USD30 per Ton

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Selasa 13 Desember 2022 13:32 WIB
Bahlil sebut harga karbon nikah (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut hasil serapan karbon di Indonesia dihargai menjadi USD30 per ton. Menurutnya kenaikan harga karbon tersebut bisa mendatangkan keuntungan untuk masyarakat pesisir asal bisa menjaga kelestarian lingkungan.

Menurut hitungannya, kawasan pesisir mempunyai potensi yang besar dalam menyerap emisi karbon.

"Sekarang kalau kita lihat harga karbon 1 ton untuk di Indonesia itu sudah mencapai USD30 dolar," ujar Bahlil dalam sambutannya pada acara peringatan hari Nusantara 2022 melalui kanal YouTube BKPM, Selasa (13/12/2022).

Bahlil mengatakan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai yang terpanjang di dunia bisa mendatangkan keuntungan dari hasil karbon trading yang disepakati oleh negara maju sebagai upaya menekan emisi gas buang.

Akan tetapi hal tersebut bisa dicapai asal masyarakat pesisir mampu menjaga terumbu karang dan menanam mangrove untuk bisa menyerap karbon lebih banyak.

"Kalau kita bicara tentang ekonomi hijau, salah satu penyerap karbon terbesar melalui mangrove dan terumbu karang karang, dulu kalau kita berbicara tentang potensi ekonomi selalu orang bicara tentang Berapa banyak kayu dan berapa banyak tambang," sambung Bahlil.

Menurutnya sumber daya mineral akan habis pada waktu jika terus digarap. Oleh sebab itu saat ini pemerintah ngotot untuk mengejar potensi ekonomi hijau salah satunya melalui Karbon trading.

"Nikel dalam kurun waktu tertentu akan selesai seiring waktu berjalan, tetapi pesisir pantai mangrove karang ikan Insya Allah selama-lamanya kalau mampu kita pelihara dengan baik," lanjutnya.

Oleh karena itu pada peringatan hari Nusantara tersebut Bahlil juga menyelipkan pesan kepada masyarakat pesisir untuk menjaga kelestarian lingkungan di pesisir pantai untuk bisa meraih keuntungan dari potensi ekonomi hijau.

"Kemarin waktu di G20 kita bicarakan untuk bagaimana mendorong agar masyarakat setempat bisa mendapatkan hasil yang maksimal (dari perdagangan karbon), jadi saya titip bapak ibu semua bukan untuk kita, tapi untuk anak cucu kita," kata Bahlil.

"Karang-karang jangan dibom-bom saja, saya sudah tahu ini kelakuan keluarga-keluarga punya cara dalam menangkap ikan," pungkasnya.

Sebelumnya pada KTT G20, Bahlil selalu mengutarakan tentang penghargaan terhadap karbon yang ditangkap oleh negara berkembang seperti Indonesia. Bahlil mengatakan serapan karbon di Indonesia sebelum hanya dihargai USD10 per ton.

Hal tersebut sangat timpang dari harga yang diberikan kepada negara-negara maju dalam menyerap karbon. Bahkan kabron yang ditangkap negara maju dihargai USD100 per ton.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya