Argentina Lolos ke Final Piala Dunia 2022, Ternyata Begini Potret Ekonomi Negara Kelahiran Messi

Tim Okezone, Jurnalis
Kamis 15 Desember 2022 18:35 WIB
Potret Ekonomi Argentina (Foto: Lionel Messi/Reuters)
Share :

Akan tetapi, muncul perasaan yang tulus apabila kesuksesan dari sepak bola, dan kemagisan Messi, dapat meringankan penderitaan jutaan warga di negara mereka di mana angka kemiskinan tercatat lebih dari 40%

Sebelum turnamen di Qatar itu dimulai, Menteri Tenaga Kerja Argentina Kelly Olmos ditanya apakah menurunkan inflasi lebih penting dari memenangi Piala Dunia.

"Kami harus bekerja terus melawan inflasi, tapi satu bulan tidak akan membuat perubahan signifikan," kata dia seperti dikutip AFP

 

"Di satu sisi, dari sudut pandang moral, melihat apa artinya ini bagi seluruh warga Argentina, kami ingin Argentina menjadi juara," kata Olmos. "Warga Argentina layak mendapatkan sukacita." demikian seperti dilansir Antara, Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Dan seperti yang diprediksi, ucapan sang menteri dibalas dengan rentetan kritik.

Namun demikian, warga Argentina memadati stadion tempat pertandingan tim mereka, juga di bar, rumah bahkan di 'fan zone' yang berada di Buenos Aires.

Sebagian besar dari para fan itu tak mampu membeli tiket ke Qatar karena hidup di negara di mana rata-rata gaji rakyatnya sekitar 66.500 peso, atau kurang lebih Rp6 juta

"Masyarakat paham betul masalahnya" tapi sepak bola dan situasi ekonomi "berada di jalur paralel, mereka tidak bertemu," kata Lucrecia Presdiger (38), seorang tenaga medis rumah sakit kepada AFP setelah kemenangan Argentina pada laga perempatfinal melawan Belanda.

"Banyak orang membutuhkan sukacita ini dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Tapi mereka tahu ini hanyalah sepak bola, mereka sangat paham dari masalahnya," kata Presdiger, seraya menambahkan: "Anda tidak boleh menganggap mereka bodoh."

Bagi Tony Molfese yang seorang desainer, kemenangan Argentina akan membawa kelegaan, angin segar, sukacita, bahkan untuk sementara. "Dan kami layak mendapatkannya," kata dia.

Olmos membandingkannya dengan kesuksesan pertama Argentina di Piala Dunia pada 1978, ketika negaranya dipimpin oleh seorang diktator militer.

"Kami berada di bawah kediktatoran, dipersekusi, kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok, tapi Argentina menjadi juara dan kami keluar untuk merayakannya di jalan-jalan," ingat dia.

"Dan kemudian kami kembali ke realitas, yang tiada hentinya."

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya