JAKARTA - Wall Street ditutup turun untuk tiga hari berturut-turut dan mengalami kerugian pada minggu kedua berturut-turut pada perdagangan Jumat (16/12/2022) waktu setempat. Hal itu karena kekhawatiran terus meningkat bahwa kampanye Federal Reserve untuk menahan inflasi akan memiringkan ekonomi ke dalam resesi.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 281,76 poin atau 0,85% menjadi 32.920,46; S&P 500 (.SPX) kehilangan 43,39 poin, atau 1,11%, menjadi 3.852,36; dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 105,11 poin, atau 0,97%, menjadi 10.705,41.
Untuk minggu ini, Dow kehilangan 1,66%, S&P turun 2,09% dan Nasdaq turun 2,72%.
Ekuitas terhuyung-huyung sejak keputusan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), seperti yang diharapkan. Tetapi komentar dari Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan lebih banyak pengetatan kebijakan, dan bank sentral memproyeksikan bahwa suku bunga akan melampaui angka 5% pada tahun 2023, level yang tidak terlihat sejak tahun 2007.
Komentar lebih lanjut dari pejabat Fed lainnya memicu kekhawatiran. Presiden Fed New York John Williams mengatakan pada hari Jumat bahwa masih ada kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan tahun depan. Pembuat kebijakan menambahkan bahwa dia tidak mengantisipasi resesi karena pengetatan agresif The Fed.
Selain itu, Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan "masuk akal" untuk percaya bahwa begitu suku bunga kebijakan Fed mencapai puncaknya, suku bunga tersebut dapat bertahan di sana hingga tahun 2024.