JAKARTA - Program Kartu Prakerja dengan Skema Normal akan di mulai di triwulan pertama tahun 2023.
Untuk persiapan pelaksanaannya sudah mulai dilakukan pada akhir tahun ini.
Adapun program ini menargetkan bisa menjangkau 1 juta penerima dengan metode pelatihan secara hybrid.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, penerima manfaat ini bisa diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali bagi yang menerima bantuan sosial (bansos).
BACA JUGA:Kartu Prakerja Dibuka Lagi di 2023! Insentif N
Kata Airlangga, yang terpenting calon penerima manfaat Kartu Prakerja masih berada di usia produktif yakni 18-64 tahun.
"Kartu prakerja ini kan diarahkan kepada usia produktif. Tapi tentu Indonesia ini kita masih melihat umur produktif 18-64 tahun. Karena ini bukan bansos, maka penerima bansos pun boleh ikut," ujarnya dikutip dari media sosial @prakerja.go.id pada Senin (26/12/2022).
Dengan ketentuan ini, terang Airlangga, pemerintah murni ingin membantu masyarakat Indonesia agar dapat reskilling, dan upskilling.
"Harapannya tentu mereka yang ikut bisa masuk lapangan kerja atau bisa menjadi masyarakat yang mandiri atau menjadi enterpreneurship," tambahnya.
Sebagai informasi, penyelenggaraan kartu pekerja dilakukan 100% secara online, sehingga dapat menjangkau dengan sangat luas.
Pemanfaatan teknologi digital juga digunakan untuk pendaftaran, penyaringan peserta, hingga penyelenggaraan pelatihan. Terlebih di masa pandemi, pelatihan dilaksanakan 100% secara online, menyesuaikan dengan kebijakan Pemerintah dalam penanggulangan Covid-19.
“(Kartu Prakerja) menjadi program dengan platform teknologi. Karena apabila dengan sistem analog atau manual, tidak mungkin ada satu kementerian bisa meng-handle pendaftaran 40,8 juta dan memprosesnya. Jadi kalau tidak menggunakan digital, tidak menggunakan AI, ini tidak bisa. Termasuk juga bagaimana menyeleksi inclusiveness, kalau kita tidak menyaring dengan teknologi, tentu akan sulit,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)