Kepala Negara juga mengaku bahwa dalam setiap kunjungan kerja ke daerah selalu menyempatkan diri ke pasar, salah satunya untuk memantau komoditas pangan, baik dari aspek ketersediaan maupun harganya.
Presiden mengingatkan bahwa komoditas pangan kerap kali menjadi faktor terbesar dalam mendorong laju inflasi di Indonesia.
"Kalau barangnya ada, harganya benar atau enggak benar karena menyangkut inflasi. Inflasi kita kemarin pada bulan yang lalu, hampir 50% dipengaruhi kenaikan harga beras," ujar Jokowi.
Presiden menegaskan kepada jajaran APPSI bahwa perihal upaya menjaga ketersediaan pangan ini harus betul-betul serius.
"Kita ingin kita memiliki sense yang sama mengenai urusan pangan. Jangan nanti sudah kejadian barangnya enggak ada karena produknya enggak kita kontrol, baru semuanya kita teriak," katanya.
Presiden mengingatkan bahwa tantangan urusan pangan bukan hanya Indonesia, melainkan seluruh negara di dunia.
Hal itu diakui Presiden turut mempersulit upaya pemerintah Indonesia mencari sumber impor beras baru-baru ini untuk memastikan cadangan nasional.
"Kita kemarin mau impor 500 (ribu ton) saja dicari ke negara-negara yang biasa stoknya menumpuk mereka enggak mau keluarin. Mereka juga ingin jaga-jaga karena mereka tahu pada tahun ini akan ada El Nino. Ini yang kita semua harus mengerti dan semuanya harus berjaga-jaga," ujar Jokowi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)