JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasil Limpo menyoroti kondisi kebun sawit rakyat Indonesia yang terus menghadapi tantangan besar terkait produktivitas.
Dia mengatakan produktivitas rendah serta penggunaan agroinput yang belum maksimal menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia.
"Produktivitas sawit nasional baru mencapai 3–4 ton per hektare setara Crude Palm Oil/CPO. Hal ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak lakukan suatu langkah komprehensif," ujar Mentan dalam Rakornas Kelapa Sawit Nasional di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Senin (27/2/2023).
BACA JUGA:Mentan: Pengembangan Food Estate Kalteng Butuh Waktu 4 Tahun
Oleh karena itu, pemerintah melakukan upaya perbaikan dari sektor hulu perkebunan kelapa sawit rakyat dengan cara penggantian tanaman tua atau tidak produktif melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Dari luas areal sawit rakyat 6,9 juta hektare, setidaknya terdapat 2,8 juta hektare yang potensial untuk diremajakan.
Menurutnya, peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui program PSR yang dimulai sejak tahun 2017 dengan sasaran kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, sudah waktunya diremajakan.