Bappebti Kritisi Harga Patokan Ekspor CPO Dalam Negeri, Kenapa?

Advenia Elisabeth, Jurnalis
Kamis 02 Maret 2023 15:20 WIB
Ilustrasi sawit. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengkritisi Harga Patokan Ekspor (HPE) Crude Palm Oil/CPO Indonesia yang masih mengacu pada harga Rotterdam Belanda, Bursa MDEX Malaysia, dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).

Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko menyebut bahwa Indonesia merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. Pada 2021, nilai ekspor CPO Indonesia memberikan kontribusi sebesar 51,94% dari total permintaan dunia. Kemudian dari sisi value dan volume sudah bagus, justru yang terbaik.

"Yang perlu kita garisbawahi adalah harga patokan ekspor (HPE) kita itu masih mengacu pada harga Rotterdam Belanda, Bursa MDEX Malaysia, dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX). Di mana untuk menentukan harga patokan ekspor kita itu 20% bobotnya mengambil dari Rotterdam, 20% mengambil dari MDEX Malaysia, dan 60% dari ICDX," ujar Didid dalam Majalah Sawit Indonesia, Kamis (3/3/2023).

 BACA JUGA:Izin Ekspor CPO Bakal Lewat Bursa Berjangka

"Sayangnya di ICDX masih sangat rendah volume penjualannya sehingga walaupun kita sudah ada penjualan fisik di bursa tetapi ini masih belum bisa menjadi harga acuan," sambungnya.

Oleh karena itu, Didid mengatakan, saat ini pemerintah tengah menyusun strategi dengan mendorong penjualan atau transaksi CPO melalui bursa berjangka. Ini supaya transaksinya transparan dan bisa menentukan HPE lebih tepat.

Lebih jelas dia menerangkan, bahwasanya berdasarkan catatan Bappebti, ketidakcocokan data transaksi CPO antar negara kerap terjadi bahkan sejak 2019.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya