MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street anjlok hingga lebih dari 1% pada akhir perdagangan Jumat. Investor meninggalkan pasar saham karena mengkhawatirkan kesehatan bank-bank AS, setelah gagal memberi pinjaman untuk sektor teknologi.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 345,22 poin atau 1,07% menjadi 31.909,64 poin. Indeks S&P 500 merosot 56,73 poin atau 1,45% menjadi 3.861,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 199,47 poin atau 1,76% menjadi 11.138,89 poin.
11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah dengan real estat tergelincir 3,3% atau menjadi penurunan terbesar. Sementara sektor konsumen kebutuhan pokok mencatat kerugian paling kecil, turun hanya 0,5%.
Sementara itu, sepanjang minggu ini, S&P 500 telah menurun 4,6% atau menjadi persentase penurunan mingguan terbesar sejak September. Dow jatuh 4,4% untuk minggu ini dan turun lebih dari 3,0% tahun ini. Sedangkan Nasdaq turun 4,7% minggu ini tetapi naik lebih dari 6,0% tahun ini.
Regulator Perbankan California mengatakan bahwa mereka menutup SVB Financial Group untuk melindungi simpanan dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan. Krisis modal di SVB telah menekan saham bank-bank secara global.
SVB telah mencoba tetapi gagal menopang neracanya melalui penjualan saham yang diusulkan pada Rabu malam. Pada hari yang sama, pemberi pinjaman kripto Silvergate Capital mengatakan akan berhenti setelah kerugian besar dari runtuhnya bursa mata uang kripto FTX.
"Ada kekhawatiran mungkin muncul dalam sistem keuangan sebagai akibat dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve," kata Kepala Investasi BMO Carol Schleif, dikutip dari Antara, Sabtu (11/3/2023).
"Ketakutannya adalah apakah itu lebih luas dari satu bank industri dan satu segmen ekonomi," tambahnya.
Sementara itu banyak investor melihat melalui kepemilikan bank mereka untuk tanda-tanda risiko. Schleif mengatakan, banyak dari kelemahan dalam saham-saham bank regional berasal dari pepatah menembak dulu mengajukan pertanyaan kemudian.