Pada awal 2000-an, popularitasnya kemudian menyebar ke seluruh Afrika, sebagian didorong oleh tokoh gereja evangelis Amerika seperti Reinhard Bonnke. Ia menarik banyak orang, dari Lagos ke Nairobi. Pertumbuhan popularitasnya berlanjut hingga kini.
Nyachieo juga menunjukkan faktor lain yang membuat masyarakat tergoda berutang - tawaran utang kerap muncul di telepon genggam warga Kenya. Ini semacam pinjaman online [pinjol]. "Masyarakat hanya mendaftar, kemudian memperoleh uang," katanya.
Hal itu yang terjadi pada Dennis Opili, 26 tahun. Setelah merasa putus asa karena gagal mendapat kerja selama tiga tahun, ia meminta seorang teman untuk membantunya.
"Dia menyarankan pada saya, bahwa ada sebuah gereja di mana kamu bisa minta doa dari mereka. Kamu bisa memberi persembahan, kemudian mereka akan mendoakanmu, kemudian kamu dapat pekerjaan," kata Dennis.
Dia berkata telah memberi sumbangan setiap hari Minggu selama tiga bulan, dengan total sekitar Rp2,7 juta (USD180).
Saat kehabisan tabungan, dirinya meminjam sekitar Rp1,8 juta (D120) dari pinjol dan teman-temannya.
"Saya yakin dengan apa yang dikatakan oleh pendeta, bahwa saya akan memperoleh pekerjaan. Jadi, saya tidak keberatan untuk mencari pinjaman, karena saya pikir nantinya saya bisa melunasinya," ujarnya.
Tapi ketika tak ada lowongan kerja yang kecantol, Dennis mulai mencurigai bahwa ia telah ditipu.
Dia segera diburu perusahaan pinjol untuk pelunasan utang. "Kadang saya hanya duduk di suatu tempat, santai, memikirkan hal-hal lain. Kemudian seseorang menelpon, mereka menagih utang, dan saya tak punya apa-apa untuk membayarnya," katanya.
"Saya takut karena kamu tidak tahu tindakan apa yang bisa mereka ambil kalau kamu tidak bisa bayar utang. Kamu tidak tahu apakah mereka akan melakukan penuntutan, atau apakah mereka akan menyeret Anda ke dalam tahanan polisi."
Untungnya Dennis sekarang mendapatkan pekerjaan kecil-kecilan, yang memungkinkannya membayar utang ke perusahaan pinjol dan teman-temannya.
"Saya masih sangat percaya dengan Tuhan," katanya.
(Feby Novalius)