"Bahkan kalau lagi akhir bulan, deket-deket hari libur itu bisa sampai 140 juta transaksi per day. Jadi ini memang membuat kenyamanan, tentu ada beberapa payment-payment yang ada fee-nya kan, nah itulah yang menjadi suatu fee based tambahan bagi BCA," jelas Jahja.
Adapun karena NPL yang rendah, cost of fund yang murah, dan bunga average BCA relatif turun sedikit, tetapi dari placement bank swasta ini juga membantu Surat Berharga Negara (SBN)
"Kan pemerintah juga butuh cuan untuk SBN ya obligasi pemerintah itu dibeli karena untuk pembiayaan APBN nah banyak pemain asing yang keluar, kita masih masuk malah dan tentu kenaikan bunganya cukup tinggi," kata dia.
Di samping itu untuk short term, Jahja mengaku BCA tidak seperti Silicon Valley Bank yang menjalankan dengan jangka panjang.
"Semuanya ditaruh long term, kita jaga short term kita Rp170 triliun itu sama dengan total funding yang disediakan LPS untuk menjaga perbankan Indonesia, tidak harus jaga (long term) likuiditas paling penting," jelas Jahja.
"Kalau ada kebutuhan-kebutuhan mendadak kita harus siap memberikan itu, nah ini kita tempatkan di Bank Indonesia dan kebetulan suku bunga BI juga naik, ada tambahan income lagi jadi secara profit kita cukup bagus lagi," imbuhnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)