JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah Indonesia masih terus bernegosiasi terkait dengan tingkat suku bunga pinjaman dari China Development Bank (CDB).
Adapun saat ini baru disepakati tingkat suku bunga pinjaman 3,4%.
BACA JUGA:
Luhut menjelaskan bahwa besaran pinjaman untuk pembayaran cost overrun Kereta Cepat senilai USD560 juta atau Rp8,34 triliun. Luhut mengatakan, kedua negara telah menyepakati cost overrun sebesar USD 1,2 miliar.
Adapun terkait dengan skema pembayaran atau penjaminan utang tersebut masih dalam proses negosiasi.
Luhut menyebutkan bahwa CDB meminta pembayaran utang tersebut dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
BACA JUGA:
Akan tetapi Luhut mengatakan menjelaskan bahwa pihak Indonesia menginginkan adanya pembayaran melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia atau PT PII. Hal itu lantaran akan memakan waktu lebih panjang.
"Memang masih ada masalah siikologis ya, mereka maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang. Kami dorong melalui PT PII karena ini struktur yang baru dibuat pemerintah Indonesia sejak 2018. Tapi kalo dia (China) mau tetap APBN ya dia akan mengalami panjang dan itu sudah diingatkan dan mereka sedang mikir-mikir," kata Luhut dikutip Selasa (11/4/2023).
Nantinya struktur pinjaman tersebut akan dialirkan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang kemudian menyetorkannya ke PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Kereta Cepat.
Sementara itu, Luhut menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan rampung pada pekan depan.
Luhut menyatakan bahwa Indonesia sanggup untuk membayar dari utang tersebut.
"Nggak ada masalah. Kamu kok ragu dengan negara kita. Jangan under estimate, negara kita ini Indonesia semakin baik lho. Kamu lihat penerimaan pajak kita naik 48,6% (penerimaan pajak pada Januari 2023) karena banyak Indonesia ini batu bara segala macam tadi. Kita gak sadar keuangan kita dengan hilirisasi itu," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)