Kecilnya Probabilitas Resesi
Jika indeks bisnis UMKM dinyatakan berstatus optimistis terimbas tekanan global akibat pandemi Covid-19, begitu juga dengan kondisi makro ekonomi di Indonesia. Sunarto mengatakan, probabilitas resesi di Indonesia masih sangat kecil. Kondisi ini jauh berbeda dengan apa yang dialami Amerika Serikat, selaku lokomotif ekonomi dunia.
Berdasarkan riset ekonomi dengan metode Markov Switching Dynamic Model (MSDM), hasilnya mengasumsikan ekonomi Negeri Paman Sam akan diterpa resesi pada tahun 2023 ini. Sementara, probabilitas Indonesia mengalami resesi tahun 2023 hanya 2 persen.
"Angka probabilitasnya sangat kecil, hanya 2 persen," tegas Sunarto.
Hal tersebut karena pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat di atas ekspektasi pasar dan lebih tinggi dari tingkat potensialnya (tren) pada kuartal 1-2023. Hal ini dikuatkan oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.
"Ekonomi Indonesia ditopang sangat kuat oleh permintaan domestik. Selain itu, pasar finansial dan valuta asing Indonesia saat ini cenderung lebih tahan dari gejolak eksternal dibandingkan masa lalu," jelasnya.
Sekadar diketahui, dari 2 periode resesi historis yang terjadi sejak tahun 1994, metode MSDM mampu memperkirakan 2 resesi dengan probabilitas yang relatif cukup tinggi. Pertama, resesi krisis keuangan Asia tahun 1998, Kedua, Pandemi Covid-19.
(Rani Hardjanti)