JAKARTA - Indonesia kembali mencatat surplus pada neraca perdagangan Indonesia di April 2023.
Neraca perdagangan surplus USD3,94 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas USD5,64 miliar. Namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD1,70 miliar.
Adapun surplus ini karena ekspor lebih tinggi dari impor di April 2023. Nilai ekspor Indonesia April 2023 mencapai USD19,29 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia April 2023 mencapai USD15,35 miliar, turun 25,45% dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32% dibandingkan April 2022.
Sebelumnya, Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Imam Machdi melaporkan ekspor migas dilaporkan mengalami penurunan secara month-to-month(mtm) sebesar 5,95% atau mencapai USD1,26 miliar dibandingkan Maret 2023. Hal ini dikarenakan minyak mentah turun sebesar 59,37% dan juga gas turun sebesar 7,95%.
"Pada tahun 2023, pertumbuhan ekspor secara m-to-m terendah pada bulan April. Namun, pertumbuhan ini merupakan pola musiman karena adanya momen libur lebaran," ujar Imam dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Adapun ekspor nonmigas di Maret 2023 tercatat turun sebesar 18,33% atau mencapai USD18,03 miliar dibandingkan Maret 2023. Penurunan ekspor non migas ini disebabkan oleh komoditas bahan logam mulia dan perhiasan/permata turun 52,30% atau sebesar USD573,4 juta.
Kemudian, komoditas bahan bakar mineral juga turun 12,04%, begitu juga minyak hewani/nabati turun 20,45%. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada biji logam, terak, dan abu sebesar USD166,8 juta atau baik 26,16%.
Lanjut, Imam mengatakan, dilihat menurut sektor, total nilai ekspor Indonesia pada April 2023 mencapai USD19,29 miliar. Dengan rincian, sektor migas sebesar USD1,26 miliar, sektor pertanian sebesar USD0,29 milar, sektor tambang dan lainnya sebesar USD 4,75 miliar, dan sektor industri pengolahan sebesar USD12,99 miliar.