JAKARTA - Ini sosok pemilik toko buku Gunung Agung yang dikabarkan akan tutup semua gerai, karena perusahaan tak bisa bertahan dari kerugian besar.
Sebelum keputusan itu, PT GA Tiga Belas atau yang dikenal dengan nama Toko Buku Gunung Agung telah melakukan PHK pada ratusan pekerja.
Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat menyampaikan, berdasarkan laporan yang masuk, diperkirakan sebanyak 220 pekerja Gunung Agung telah di-PHK secara sepihak sejak tahun 2020 sampai 2022.
PHK sepihak dan massal diketahui akan masih berlanjut di tahun 2023 ini, dan diperkirakan menelan korban mencapai 350 pekerja.
Tak sampai disitu, pihak manajemen pun mengatakan bahwa para pekerja yang di-PHK tersebut juga tidak mendapatkan hak-hak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, karena hanya diberikan kompensasi sebesar 1 bulan gaji.
Diketahui, kini tokonya pun hanya tersisa sebanyak 5 toko. Hal ini dilakukan saat COVID-19 masih melanda sehingga pihaknya memilih untuk menutup beberapa toko/outlet yang tersebar di beberapa kota seperti Bogor, Magelang, Surabaya, Semarang, Gresik, Bekasi dan Jakarta.
Lantas, siapa dibalik sosok pemilik Toko Gunung Agung ini? Berikut Okezone rangkum, Senin (22/5/2023).
Melansir laman resminya, Gunung Agung atau nama perusahaannya PT GA Tiga Belas merupakan perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia.
Didirikan pada tahun 1953, pemilik pertama toko Gunung Agung ini adalah Tjio Wie Tay alias Haji Masagung.
Bisa dibilang, toko buku ini menjadi pengembangan dari bisnis berdagang buku bekas yang sudah dijalani Tjio sejak tahun 1940-an. Kemudian berkembang menjadi namanya Tay San Kongsie bersama dua rekannya yang terletak di Jakarta Pusat.
Berkembangnya bisnis Gunung Agung ini dimulai ketika perusahaannya banyak menyelenggarakan pameran buku pada tahun 1954. Mendapat sambutan hangat dari masyarakat, dari sinilah Gunung Agung mulai beroperasi hingga mulai dikenal sampai dipercayakan banyak penerbit.
Pertama kali toko buku gunung agung membuka cabang itu di Yogyakarta, Medan, Riau, hingga Papua. Bahkan pada 1965 cabang Toko Gunung Agung dibuka juga hingga Tokyo.
Kemudian pada akhir 1980-an, Masagung menyerahkan kepemimpinan perusahaan kepada anak-anaknya, sampai saat ini.
Jadi satu-satunya toko buku yang pada saat itu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Toko Gunung Agung kini telah memiliki 30 cabang di kota besar Jawa dan Bali dengan luas area penjualan 28.000 meter persegi. Adapun 20 cabang diantaranya berada di Jakarta dan sekitarnya.
(Feby Novalius)