Selain itu, ada skema pembiayaan baru yaitu rent to own.
Skema pembiayaan ini nanti milenial yang tidak memiliki uang untuk bayar DP pun bisa langsung memiliki rumah.
Karena lewat skema ini, milenial akan menempati rumah dengan skema sewa, sama seperti halnya mengontrak atau kos. Tapi setelah 5 tahun uang yang dikeluarkan untuk biaya sewa berganti menjadi cicilan rumah.
"Kita punya satu lagi namanya rent to own, jadi karena dia belum punya uang untuk DP, bisa diangsur seakan mereka nyewa dahulu sampai 5 tahun, baru berubah (cicilan) kepemilikan sampai jangka waktu 20 tahun," lanjut Nixon.
Terkahir ada program pemerintah terkait KPR bersubsidi yang hanya memiliki bunga 5% saja. Serta tidak mengikuti fluktuasi suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
"Jadi ini murah sekali, misal ada seseorang penghasilan UMR di Jabar, itu cukup mengangsur cukup Rp900 ribu - Rp1 juta perbulan. Bayangkan kalau dia kos di Cikarang, harganya sudah Rp800 ribu perbulan, jadi tinggal tambah Rp200 ribu dia bisa punya rumah, ini kita masukan dalam program KPR for milenial," pungkasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (ET) menyebutkan bahwa saat ini masih banyak generasi milenial yang belum memiliki rumah.
Oleh sebab itu, ET mendorong agar perusahaan BUMN inisiatif untuk membantu agar kaum milenial juga memiliki akses yang mudah untuk memiliki hunian.
"Kami berinisiatif untuk membantu menyediakan hunian yang mudah diakses dari pusat kota dengan transportasi publik, dengan harga terjangkau bagi generasi milenial," kata Erick Thohir.
(Zuhirna Wulan Dilla)