Bos LPS Ungkap Dampak AS Gagal Bayar Utang

Michelle Natalia, Jurnalis
Jum'at 26 Mei 2023 11:08 WIB
Dampak Gagal Bayar Utang AS (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa sejumlah dampak gagal bayar (default) Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.

Menurutnya, dampaknya akan sangat signifikan, utamanya pada sektor pasar finansial.

"Ketika misalnya tiba-tiba AS default, itu kan mereka ratingnya A+, kita kan (ratingnya) di bawah itu. Kalau yang ratingnya A+ default, setelah itu apa? Apakah dia jadi turun ratingnya jadi D, atau kalau mereka gak turunkan, apakah kita yang nggak pernah default kemudian jadi naik ratingnya?" ujar Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Dia mengatakan, ada momentum yang bisa diambil Indonesia jika hal itu terjadi. Indonesia bisa meminta kepada lembaga pemeringkat seperti S&P misalnya untuk menaikkan rating, sehingga bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah lagi.

"Itu sisi positifnya. Sisi negatifnya itu akan menimbulkan guncangan di pasar finansial, tapi tidak begitu banyak," ucap Purbaya.

Dia menyebut, sudah banyak negara yang juga mengurangi eksposur ke dolar AS. Kemudian, di satu sisi, Purbaya mengatakan bahwa di AS banyak orang pintar.

"Ini dampaknya akan jelek kalau mereka tetap perpanjang (statusnya). Dugaan saya, kalau mereka default pun, dalam waktu singkat, mereka akan cari kompromi secara politik, karena kalau tidak, rakyatnya akan memaki-maki pimpinan pemerintahan, jadi mereka tahu risikonya itu, apalagi mendekati pemilu 2024 di sana," jelas Purbaya.

Maka dari itu, dampak yang dirasakan menurutnya hanya akan dalam jangka pendek. Dia mengatakan, kalau ada pemain bonds, kalau harganya jatuh, beli pun nanti juga akan naik lagi

"Di sisi sektor riil, dengan asumsi seperti itu, dampaknya akan relatif terbatas termasuk ke ekonomi kita," pungkas Purbaya.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya