Sri Mulyani Ungkap Fakta Mengejutkan soal Utang Indonesia, Beda dengan Amerika!

Michelle Natalia, Jurnalis
Selasa 30 Mei 2023 14:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Okezone.com/Antara)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan soal rasio utang Indonesia dalam Rapat Kerja Banggar DPR RI dengan pemerintah siang ini. Menurutnya, semua negara mengalami kenaikan rasio utang saat pandemi terjadi sebagai konsekuensi dari defisit yang melebar.

"Kebijakan APBN Indonesia, fiskal kita mendorong ekonomi dan termasuk tools untuk penggunaan utang. Semua negara tadi menggunakan defisit, alias menggunakan utang dalam rangka menahan shock atau guncangan," ujar Sri, Selasa (30/5/2023).

Namun efektivitas dari penggunaan fiskal termasuk utang bisa dilihat. Kenaikan utang dibandingkan dengan kenaikan PDB nominal disebabkan karena pemerintah mampu mendorong melalui defisit fiskal.

"Untuk USD206,5 miliar utang, kita lihat Indonesia mampu menaikkan nominal PDB ke USD276,1 miliar. Ini berarti kita menghasilkan USD1,68 tambahan PDB yang dihasilkan per 1 dolar tambahan utang," ungkap Sri.

Rasio utang Vietnam dinilai cukup efektif, naik USD18,2 miliar dan kenaikan PDB-nya sangat tinggi, karena FDI capital inflow, investasi yang ke luar dari China masuk ke Vietnam luar biasa besar hingga USD102 miliar. Sehingga, Vietnam berhasil mendapatkan tambahan PDB sebesar 5,61 dolar per 1 dolar tambahan utang.

"Namun, ini adalah dua negara yang cukup exceptional, karena kenaikan dari utang pemerintah menyebabkan kenaikan nominal PDB lebih besar dari kenaikan utangnya. Kita bandingkan beberapa negara emerging yang comparable dengan Indonesia, dan bahkan negara maju," ungkap Sri.

Dia mencontohkan India, kenaikan utang pemerintah USD932,4 miliar, hampir USD1 triliun. Sementara kenaikan nominal PDB-nya hanya USD683,5 miliar. Artinya untuk India, satu dolar utangnya menghasilkan 0,73 dolar dari nominal PDBnya.

"Malaysia, kenaikan utang pemerintahnya USD69,5 miliar, kenaikan nominal PDB hanya USD48,9 miliar. Sehingga, untuk Malaysia berarti setiap dolar utang menghasilkan 0,70 dolar kenaikan PDB," sambung Sri.

Di sisi lain, kenaikan utang Filipina USD103,6 miliar, sementara PDB hanya naik dengan nominal USD57,4 miliar, ini berarti 1 dolar tambahan PDB dari utang hanya menghasilkan 0,55 dolar nominal PDB. Kemudian Thailand, dengan kenaikan utang USD86,1 miliar, nominal PDB hanya naik USD29,6 miliar. Ini artinya Thailand hanya memperoleh 0,34 dolar tambahan PDB per dolar tambahan utang.

"Begitu pula dengan Amerika Serikat (AS), dengan utangnya USD8,9 triliun, tetapi PDB-nya hanya naik USD4,93 triliun. Jadi, setiap dolar utang AS menghasilkan kenaikan PDB nominal 0,55 dolar," pungkas Sri.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya