Namun pendapatan tersebut tergerus beban pokok yang naik signifikan sebesar 43,44 persen dari Rp2,8 triliun di periode yang sama 2022 menjadi Rp4,02 triliun.
Jumlah liabilitas, termasuk utang, mencapai Rp55,76 triliun. Angka tersebut membuat emiten bersandi saham WIKA itu menduduki posisi kedua setelah WSKT, sebagai BUMN konstruksi dengan status terbuka (Tbk) yang membukukan utang bernilai fantastis.
Sementara, liabilitas, termasuk utang, yang dibukukan WSKT senilai Rp84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp83,98 triliun.
WSKT mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp21,23 triliun. Sedangkan utang jangka panjang berada di posisi Rp63,13 triliun.
(Zuhirna Wulan Dilla)