JAKARTA - Harga emas naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Kenaikan ini pun menghentikan kerugian selama tiga hari berturut-turut di tengah kenaikan suku bunga mengejutkan oleh bank-bank sentral global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange naik USD5,90 atau 0,31% menjadi USD1.929,60 dolar AS per ounce. Sebelumnya emas mengalami koreksi harga hingga menyentuh level terendah dalam tiga bulan.
Oleh karena itu, pada perdagangan minggu ini, emas COMEX berakhir merosot 2,0% atau menjadi penurunan paling tajam sejak akhir Januari. Pada Juni, kontrak berjangka turun 2,6% setelah penurunan 1,8% untuk Mei.
Terlepas dari kerugian bulanan tersebut, emas masih naik lebih dari 5,0% pada tahun ini.
Emas terpukul karena dolar rebound setelah Bank Sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga setengah persentase poin atau dua kali lebih banyak dari perkiraan.
Suku bunga utama Inggris sekarang sebesar 5,0% atau tertinggi sejak 2008 setelah kenaikan suku bunga terbesar sejak Februari.
BoE telah menaikkan suku bunga selama 13 kali berturut-turut mengikuti jejak Federal Reserve, yang telah membawa suku bunga AS ke puncak 5,25% dengan 10 putaran pengetatan berturut-turut. The Fed sendiri mengindikasikan ingin menaikkan suku bunga lagi setidaknya dua kali lagi sebelum tahun berakhir.
"Jika swap berjangka mulai percaya bahwa Fed kemungkinan akan memberikan dua kenaikan suku bunga lagi, emas bisa tetap rentan," kata Analis OANDA, Ed Moya, dikutip dari Antara, Sabtu (24/6/2023).
“Namun, jika penghindaran risiko menjadi liar, emas dapat melihat beberapa arus pelarian ke aset aman," ujarnya.