JAKARTA - Industri otomotif harus melakukan transformasi seiring terjadinya perubahan iklim. Transformasi mesti dilakukan karena pangsa pasar dari penjualan mobil global naik 5 kali lipat dalam 5 tahun.
Mengutip Instagram Kemenkomarves, transformasi industri EV penting untuk menjaga kelangsungan sektor otomotif Indonesia. Tercatat pada tahun 2021 kontribusi industri otomotif terdapat 1,5 juta pekerja langsung, Sebanyak Rp22 Juta Investasi asing dan Rp70 Triliun nilai ekspor.
Sementara itu, adapun estimasi kapasitas produksi mobil EV di Indonesia per tahunnya (Juni 2023) diketahui 29 Ribu (Hyundai, Wuling).
Negara tetangga berhasil gaet investor dengan memberikan beberapa insentif, diketahui Vietnam memproduksi estimasi kapasitas mobil EV sebanyak 150 Ribu (Audi, Mercedes Benz, Vinfast) sedangkan negara Thailand sebanyak 240 Ribu (BYD, Mitsubishi Motors, Horizon).
Pemerintah sedang terbitkan insentif agar mempermudah masyarakat dalam membeli kendaraan EV, serta membuat pasar domestik menjadi lebih menarik bagi calon investor. Saat ini adalah saat yang tepat untuk mentransformasi industri otomatif.
Sebelumnya, Rasio kepemilikan kendaraan listrik menjadi salah satu alasan pemerintah mempromosikan kendaraan listrik besar-besaran dan memberikan subsidi.
Hal itu disampaikan Yan Sibarang Tandiele, Sekretaris Ditjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
“Jumlah penduduk kita 270 juta ini merupakan pasar yang sangat besar besar. Kalau kita lihat dari kepemilikan kendaraan Indonesia saat ini itu baru kira-kira 90 per 1.000 orang,” ungkap Yan.
Indonesia juga memasarkan lebih dari satu juta unit per tahun. Negara yang masuk ke dalam one million club jumlahnya tidak lebih dari 20.