“Bandara juga harus terus meningkatkan pelayanan dengan beautifikasi, pendekatan ramah lingkungan, serta ramah terhadap penumpang yang berkebutuhan khusus, sehingga bandara dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan nilai tambah bagi para pengguna jasa penerbangan,” tutur Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni menyampaikan, ada dua strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konektivitas penerbangan. Pertama dengan pemenuhan sarana dan prasarana bandara. Kedua dengan menghidupkan kembali (re-aktivasi) rute yang telah “mati” akibat pandemi Covid-19, serta dengan membuka rute-rute baru.
“Dari segi bisnis, tentu juga perlu mendorong adanya kolaborasi Badan Usaha Angkutan Udara (maskapai) dan penyelenggara atau operator bandara, dengan Pemerintah Daerah, dalam meningkatkan demand dan menjaga ketersediaan konektivitasnya,” ujar Kristi.
Tak hanya konektivitas, Kristi menambahkan bahwa saat ini, kebutuhan transportasi udara tidak hanya mengedepankan aspek selamat, aman dan nyaman saja, namun perlu nilai tambah lainnya yaitu ramah lingkungan dan berkelanjutan (Eco-Airport). Konsep ini yang perlu diterapkan dan ditingkatkan di seluruh penerbangan di Indonesia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)