JAKARTA - Permintaan alat utama sistem senjata (Alutsista) di dalam negeri cukup tinggi. Salah satunya kebutuhan peluru yang diperkirakan mencapai miliaran buah.
Adapun produksi peluru dari PT Pindad (Persero) baru di angka ratusan juta. Artinya, ada kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan peluru saat ini.
BACA JUGA:
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan peluru dan produk pertahanan lainnya, Holding BUMN Pertahanan harus memperluas kapasitas bisnisnya. Strategi yang bisa dilakukan dengan menggandeng investor atau perusahaan swasta.
"Indonesia membutuhkan sekian miliar peluru, ya saya nggak bisa ngomong ini kan strategi, kita bisa mengkontribusi kemarin dari Pindad berapa ratus juta, Pak Presiden sudah sampaikan, nah ada kekurangan berarti kekurangannya itu harus kita tingkatkan," ujar Erick, dikutip Rabu (26/7/2023).
BACA JUGA:
"Apakah itu melalui pengembangan daripada Pindad atau cari partner untuk mempercepat kekurangan itu," lanjutnya.
Menurutnya, keterlibatan swasta dan investor di industri pertahanan dalam negeri diatur dengan Undang-undang (UU), selagi standarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.