JAKARTA – Pisang Goreng Madu Bu Nanik menjadi jajanan favorit utamanya bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Tapi kisah pisang goreng madu ini punya perjalanan panjang sebelum seperti sekarang.
Awalnya dari usaha catering yang sudah dikelola Bu Nanik sejak 1994. Dalam catering tersebut, disediakan buah yang salah satunya pisang.
Namun setiap catering disajikan seringkali pelanggan tidak menyentuh pisang yang ada dalam box karena bentuknya tidak menarik.
“Pisang utuh itu kalau gak bagus, ada hitam-hitamnya, konsumen gak mau ambil,” kata Bu Nanik kepada Okezone.
Bu Nanik mengaku pantang untuk membuang makanan. Sehingga kemudian mencari solusi agar pisang ini tidak cepat rusak dan layak untuk dikonsumsi.
“Sekali waktu banyak sekali rejectnya (pisang yang rusak), saya pantang membuang makanan. Jadi saya pikir, gimana ini ya rejectnya. Saya olah jadi sale, lama-lama bosan. Di goreng lah, namanya orang Jawa, di goreng,” jelasnya.
Kemudian gula darah ibunya naik setelah ikut mencicipi pisang goreng yang dibuat Bu Nanik. Oleh karena itu, dirinya mencari formulasi adonan kembali.
Saat itu terbesit ide mencampurkan madu ke dalam adonan pisang goreng. Ide ini didapat ketika Bu Nanik minum air lemon dengan campuran madu di pagi hari.
Adonan itu pun sukses dan berhasil menjaga kadar gula dalam tubuh tetap stabil. Yang terpenting adalah segi rasa sangat enak.
Bu Nanik akhirnya mencoba untuk menyajikan Pisang Goreng Madu sebagai dessert di hotel-hotel yang biasanya memesan catering. Bukan mendapat respon baik, pihak hotel justru protes karena Bu Nanik menyuguhkan makanan gosong.
“Awalnya itu hanya jadi dessert di hotel, sempat diprotes juga karena terlihat gosong,” ujar Pemilik Usaha Pisang Goreng Madu tersebut.