Dolar AS Perkasa, Rupiah Tertekan ke Rp15.290

Anggie Ariesta, Jurnalis
Jum'at 18 Agustus 2023 15:31 WIB
Rupiah melemah hari ini. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup turun 8 poin di level Rp15.290 pada perdagangan Jumat (18/8/2023).

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat setelah data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan turun lebih dari yang diperkirakan, mengindikasikan berlanjutnya ketahanan di pasar tenaga kerja.

"Pasar tenaga kerja yang kuat memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk terus menaikkan suku bunga. Data tenaga kerja yang kuat juga datang tepat setelah risalah pertemuan Juli Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih tinggi untuk mengekang inflasi yang kaku," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (18/8/2023).

Data terbaru juga menunjukkan bahwa inflasi AS naik pada bulan Juli. Meningkatnya, atau bahkan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil berisiko dan berisiko rendah menyempit.

Benchmark imbal hasil Treasury AS diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

Bank Sentral Eropa kemungkinan akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga lebih dari setahun pada bulan September setelah petunjuk dari Presiden Christine Lagarde.

Selain itu, komentar bank sentral tentang lebih banyak stimulus datang hanya beberapa hari setelah secara tak terduga memangkas suku bunga pinjaman jangka pendek dan menengah. Langkah seperti itu biasanya menandai pemotongan suku bunga pinjaman PBOC, dengan keputusan yang akan jatuh tempo minggu depan. PBOC diperkirakan akan memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah dan panjang masing-masing sebesar 15 basis poin.

Apa yang dilakukan oleh PBOC karena perekonomian China juga bergulat dengan disinflasi di tengah pemulihan pasca-COVID yang melambat, yang juga memperburuk sentimen terhadap mata uangnya, karena kekhawatiran akan krisis utang di pasar properti besar negara tersebut.

Dari sisi internal, dalam 1. rangka Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2 persen.

Salah satu paktor yang mempengaruhi adalah stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga. Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus diwujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek.

Selain itu, implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah, dan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan juga akan memberikan manfaat positif pada penguatan struktural.

Namun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen sangat bertentangan dengan proyeksi berbagai lembaga internasional, yang memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2024 akan tumbuh di level 5 persen.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5 persen pada tahun depan. Asian Development Bank (ADB) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5 persen, sejalan dengan laju inflasi yang terkendali pada level 3 persen.

Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan ekonomi pada 2024 cenderung melambat dengan pertumbuhan yang lebih rendah sebesar 4,9 persen. Perkiraan tersebut seiring dengan perlambatan ekonomi global yang diperkirakan hanya tumbuh sebesar 2,4 persen pada 2024.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya masih diprediksi bergerak fluktuatif cenderung ditutup menguat di rentang Rp15.240 - Rp15.350.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya