Marine menjelaskan bahwa distribusi permintaan terhadap hunian masih didominasi oleh rumah tapak, yakni sebesar 91% dari total permintaan pada kuartal kedua 2023.
Data pencarian properti menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp1 miliar. Hal ini juga bisa menjadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.
"Dari sisi penjual, stabilitas harga properti dapat dilihat dari kenaikan indeks harga properti yang konstan secara kuartalan. Sementara itu, dari sisi konsumen, hal ini dapat dilihat dari daya beli masyarakat yang tetap stabil," katanya.
Sementara itu situasi moneter juga terus membaik. Nilai tukar rupiah baik dibandingkan akhir Mei 2023 maupun akhir tahun 2022 menguat masing-masing sebesar 0,30% dan 4,17%.
Bank Indonesia (BI) optimistis apresiasi terhadap nilai tukar rupiah tetap positif ditopang oleh surplus transaksi berjalan dan masuknya aliran modal asing, hingga imbal hasil aset keuangan domestik yang baik serta pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung oleh permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor. Kenaikan konsumsi rumah tangga berlanjut didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi.
Selain itu di bulan Juli 2023, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) pada angka 5,75% yang bertahan sejak awal tahun 2023. Dampak kebijakan ini diprediksi akan membuat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga bertahan di kisaran 7,7% hingga 7,8%.
Marine menuturkan bahwa turunnya permintaan pada sektor properti lebih disebabkan oleh faktor musiman yakni Hari Raya dan musim liburan juga didukung oleh outlook ekonomi nasional hingga akhir paruh kedua tahun ini.
Menguatnya nilai tukar rupiah dan turunnya inflasi menjadi indikasi positif roda ekonomi nasional akan terus berputar dan semakin membaik. Sementara itu, suku bunga KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang tetap terjaga memberikan keyakinan kepada konsumen mengenai fluktuasi suku bunga jangka panjang.
"Pasar properti nasional terlihat stabil pada kuartal kedua tahun ini," katanya.
Marine juga menambahkan bahwa kenaikan indeks harga properti menunjukkan bahwa penjual masih percaya diri dengan daya beli pasar, sekaligus menjadi indikasi bahwa pasar properti nasional masih tetap stabil.
Optimisme juga didukung oleh tren makroekonomi, di antaranya stabilitas suku bunga serta tingkat kepuasan konsumen berdasarkan data dari BI.
Sementara itu, terungkap bahwa segmen subsidi semakin terbentuk, terlihat dari pencarian yang semakin condong ke rumah dengan harga di atas Rp1 miliar, sementara pencarian rumah di bawah Rp300 juta proporsinya semakin kecil. Artinya, pencarian rumah subsidi berlangsung di lingkungan atau komunitas tersendiri.
Di sisi lain, data dan fakta sangat penting untuk dipakai sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan seputar hunian. Apalagi, gaya hidup dan preferensi juga perlahan berubah. Sebagai contoh, di DKI Jakarta minat terhadap apartemen sempat mengalami lonjakan yang lebih besar dibanding rumah tapak.
"Ke depannya, berharap segenap pihak terkait kebijakan rumah subsidi semakin terhubung satu-sama lain dan terbuka untuk berbagi data," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)