Di Indonesia, telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mampu swasembada dan relatif mudah diakses. Artinya selama ini kebutuhan telur di Indonesia mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Mentan SYL menjamin ekspor telur ini tidak akan mengganggu pemenuhan kebutuhan telur di Indonesia. Ia menegaskan produksi telur nasional dari tahun ketahun selalu mengalami pertumbuhan, sehingga prognosa produksi telur tahun ini dipastikan surplus.
Mentan SYL saat melepas ekspor di Kantor Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) Jakarta. (Foto: dok Kementan)
“Dari total produksi dan jumlah kebutuhan kita, masih ada sisa kurang lebih hampir 300 ribu ton untun tahun ini, dari sisa ini yang kemudian kita coba dorong ke pasar ekspor, salah satunya Singapura,” ungkapnya.
Memperkuat pernyataan Mentan SYL, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah mengungkapkan produksi telur (ras, kampung dan itik) selama kurun waktu 2017-2022 rata-rata tumbuh 4 persen/tahun.
Berdasarkan prognosa kebutuhan telur nasional 2023, produksi telur ayam ras diperkirakan mencapai 6,12 juta ton, sementara kebutuhan konsumsinya sebesar 5,88 juta ton.