Hal tersebut bertujuan agar Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional, apabila Garuda tidak dapat diselamatkan.
Erick juga memaparkan, Indonesia masih kekurangan sebanyak 200 pesawat. Perhitungan ini diperoleh melalui perbandingan anatara Amerika Serikat dan Indonesia.
Di Amerika Serikat Erick menyebut terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. Di mana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata pendapatan per kapita (GDP) mencapai USD 40.000.
Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP USD 4.700. Dengan itu Indonesia membutuhkan 729 pesawat.
"Jadi perkara logistik kita belum sesuai," ucap Erick.
Baca Selengkapnya: Erick Thohir Bakal Merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air
(Feby Novalius)