Fokus kebijakan moneter akan diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, untuk mendukung kebijakan insentif likuiditas makroprudensial tetap diperkuat untuk mendorong kredit pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif dan hijau.
"Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran juga terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital," tandas Perry.
(Taufik Fajar)