JAKARTA - Harga emas berjangka akhirnya menguat lagi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga emas dunia menghentikan penurunan selama dua sesi berturut-turut, mendapat dukungan karena stabilnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi beberapa tekanan baru-baru ini pada harga logam mulia.
Melansir Antara, Selasa (29/8/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD6,90 atau 0,36% menjadi USD1.946,80 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di USD1.954,20 dan terendah di USD1.940,10.
Logam kuning mencatat keuntungan pada Senin (28/8/2023) setelah kontrak emas paling aktif membukukan kenaikan mingguan pertamanya dalam empat minggu hingga Jumat (25/8/2023).
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS 10-tahun turun tipis di angka 4,218%, sedangkan Indeks dolar AS yang mengukur nilai greenback terhadap enam rival utamanya, sedikit berubah di angka 104,07. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.
Untuk emas "terputusnya hubungan antara kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS adalah tanda bullish yang positif," kata Chintan Karnani, konsultan independen yang memantau pasar emas selama 20 tahun terakhir seperti dikutip Market Watch.
Tetapi, kata dia, "emas perlu terus diperdagangkan dengan garis harga yang meningkat pada minggu depan untuk mengonfirmasi tren bullish yang berkelanjutan."
Dia mengatakan dirinya akan mencermati indikasi "penembusan berkelanjutan berbagai resistensi" antara 1.950 dolar AS dan 2.010 dolar AS pada emas Comex untuk Desember, dikutip dari Xinhua.