Arya menegaskan jumlah tersebut terbesar sepanjang sejarah Kementerian BUMN. Pernyataan ini sekaligus membantah anggapan adanya penurunan nominal dividen yang dikontribusikan perseroan.
Jika dilihat dari outlook dividen 2023, pemerintah menargetkan dividen BUMN senilai Rp81,5 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari realisasi yang dibagikan BUMN.
Hanya saja, Arya menolak perbandingan antara outlook dividen dengan pembukuannya saat ini. Menurutnya, naik atau turunnya nilai dividen harus disandingkan dengan pembukuan periode sebelumnya.
"Jangan liat turun dong, naik. Naik dari tahun lalu, naik berapa? Naik berapa kali lipat, harus dilihat itunya dong, harus lihat tahun lalu (perbandingan), artinya apa? Perkembangan BUMN bagus ya, dari 2022 ke 2023, jadi naik, itu yang dilihat," ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)