JAKARTA - Kementerian BUMN pede perusahaan pelat merah bisa menyetor dividen ke negara pada 2024. Perusahaan terdiri atas sektor perbankan, telekomunikasi, hingga pertambangan.
Kontribusi tersebut sejalan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diperkirakan tetap membaik sepanjang tahun ini.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut, emiten di sektor perbankan, telekomunikasi, hingga pertambangan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham pada tahun depan.
"(Dividen tahun depan) perbankan, telkom, mining (pertambangan)," ujar Arya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (30/8/2023).
Secara konsolidasi, total dividen yang dikontribusikan BUMN mencapai Rp80,2 triliun pada 2023. Setoran itu diberikan perusahaan pelat merah dengan status terbuka (Tbk) dan tertutup (Persero).
Adapun nominal dividen BUMN yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp 50,20 triliun. Sementara, dividen perseroan yang belum melantai di pasar modal sebesar Rp29,97 triliun.
Arya menegaskan jumlah tersebut terbesar sepanjang sejarah Kementerian BUMN. Pernyataan ini sekaligus membantah anggapan adanya penurunan nominal dividen yang dikontribusikan perseroan.
Jika dilihat dari outlook dividen 2023, pemerintah menargetkan dividen BUMN senilai Rp81,5 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari realisasi yang dibagikan BUMN.
Hanya saja, Arya menolak perbandingan antara outlook dividen dengan pembukuannya saat ini. Menurutnya, naik atau turunnya nilai dividen harus disandingkan dengan pembukuan periode sebelumnya.
"Jangan liat turun dong, naik. Naik dari tahun lalu, naik berapa? Naik berapa kali lipat, harus dilihat itunya dong, harus lihat tahun lalu (perbandingan), artinya apa? Perkembangan BUMN bagus ya, dari 2022 ke 2023, jadi naik, itu yang dilihat," ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)