JAKARTA - Dunia akan menghadapi kekurangan litium karena permintaan logam terus meningkat.
Beberapa analis memperkirakan bahwa hal tersebut akan terjadi pada 2025. Namun, ada pula yang memperkirakan bahwa kekurangan tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
BACA JUGA:
BMI, sebuah unit penelitian Fitch Solutions, memperkirakan defisit pasokan litium pada tahun 2025. Dalam laporan yang diterbitkan baru-baru ini, BMI sebagian besar mengaitkan defisit tersebut dengan permintaan litium Tiongkok yang melebihi pasokannya.
“Kami memperkirakan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 20,4% dari tahun ke tahun untuk permintaan litium di Tiongkok pada kendaraan listrik saja di tahun 2023-2032,” kata laporan tersebut dikutip dari CNBC, Kamis (31/8/2023).
BACA JUGA:
Sebaliknya, pasokan litium Tiongkok hanya akan tumbuh 6% pada periode yang sama, kata BMI. Bahwa tingkat tersebut tidak dapat memenuhi bahkan sepertiga dari perkiraan permintaan.
Tiongkok merupakan produsen litium terbesar ketiga di dunia, yang merupakan elemen integral dalam baterai kendaraan listrik.