Dirut Garuda Indonesia Buka Rahasia Lewati Kritis saat Pandemi Covid-19

Nasya Emmanuela Lilipaly, Jurnalis
Kamis 07 September 2023 14:08 WIB
Dirut Garuda Irfan Saat Berbincang di Chief Talk Okezone. (Foto: okezone.com)
Share :

JAKARTA - Garuda Indonesia bukan satu-satunya maskapai yang terkena dampak pandemi Covid-19. Tapi semua maskapai atau airlines dunia terkena kejadian yang sama.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, cara perseroan bisa lalui pandemi Covid-19 hingga terbang kembali.

“Pada saat itu masih pandemi ya. Bagaimana nih kita mau could to this, bagaimana kita mendapat dukungan dari mate, majority, karyawan gitu kan. Kemudian tentu saja harapan kita the public atau stakeholder yang kita butuh dukungan untuk membantu restrukturisasi utang kita juga memberikan support kan. Gak ada cara lain, ya transparan aja,” ujarnya, di Chief Talk Okezone, Kamis (7/9/2023).

Irfan bersama tim Garuda Indonesia pun sama-sama mencari solusi, salah satunya restrukturisasi. Kemudian memaksimalkan pesawat yang ada.

“Jadi menjelang PKPU, pada saat itu kami hanya punya sekitar 33 pesawat yang boleh diterbangkan (dari 140 pesawat). Karena hampir setiap berapa hari sekali, kita terima email, WhatsApp, pesawat kita tidak boleh diterbangkan. Karena gak bayar,” ujarnya.

“Jadi kalau pada waktu itu kita tidak putuskan menerima gugatan PKPU, ini bisa habis satu hari. Kalau kita tidak melewati proses PKPU, sisa license yang 33 (pesawat) itu bisa tutup. Jadi bisa suatu hari, pagi pagi saya ke kantor gak ada pesawat yang bisa diterbangin. Padahal kita sudah terima uang tiket dari penumpang. Nah the beauty of PKPU, pada waktu PKPU utang gak perlu dibayar pesawat gak boleh di grounded oleh lessor. Jadi kita pada waktu PKPU run dengan sekian pesawat, tapi kita bisa rencanakan dengan tepat, kita gak perlu khawatir lagi bahwa pesawat kita akan diminta,” sambungnya.

Irfan melanjutkan, langkah ini baru membuat kondisi Garuda stabil, belum pulih atau normal kembali.

Di mana pada saat yang bersamaan Garuda juga mengajukan proposal restrukturisasi utang dan mencoba meyakinkan 800 kreditur untuk menerima proposal tersebut supaya tidak failed

“Karena gak di atas 271 kan kalau tidak sepakat akan failed. Itu kan persyaratannya, 67% mesti menyetujui proposal kita,” ujarnya.

Dalam proses ini, semua direksi juga diwajibkan ikut bertemu para kreditur. Hal ini supaya semua direksi secara bersama-sama menyelesaikan masalah ini.

“Akhirnya setelah beberapa waktu banyak yang menerima. Masih ada yang nolak tapi ketika mayoritas menerima, ya gitu. Kemudian satu lagi, terutama para lessor, kita melakukan restrukturisasi utang itu kan ke belakang,” ujarnya.

Garuda juga menegosiasi harga sewa pesawat kepada lessor. Di mana harga sewa pesawat saat ini terlalu tinggi.

“Kita pakai seperti yang mengatakan harga pesawat saya tipe-tipe sekarang, tahun ini, harganya sekian. Mereka tanyaAre you saying for asking discount 70%?" Yes, FU lagi, gitu kan. Jadi akhirnya kita sepakat on average, dapat potongan sewa pesawat 50%. Tetapi memang pada waktu besoknya mau voting, kan mesti voting, minimal 67% itu menyetujui. Kalau gak setuju, kalua dibawah itu tidak setuju, besok kita failed. Itu gak ada kita (ajukan) proposal lagi, karena (jika) failed, selesai,” ujarnya.

Akhirnya, PKPU Garuda Indonesia disetujui setelah melalui proses voting atau pemungutan suara yang oleh 365 kreditur dimana total klaim dari kreditur tersebut adalah Rp138 triliun.

Hasil voting tersebut sebanyak 347 kreditur atau 95% kreditur setuju untuk melakukan restrukrurisasi utang. 347 kreditu ini merepresentasikan Rp122 triliun dari Rp138 triliun total utang.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya