JAKARTA - Indeks kualitas udara Jakarta Kembali tinggi, setelah penghentian kebijakan 75% work from home bagi ASN yang bekerja di Ibu Kota.
Berdasarkan data IQAir pada Jumat 8 September 2023, di beberapa wilayah menyentuh angka 153 dengan indikasi tidak sehat. Angka tinggi tersebut diprediksi terjadi hingga beberapa hari mendatang.
Untuk itu, Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga menyarakan supaya direncanakan beberapa solusi untuk memperbaiki polusi udara yang disebabkan oleh sektor transportasi tersebut.
“Pemerintah bisa memulai dengan menerapkan strategi jangka pendek,” katanya, Minggu (10/9/2023).
Misalnya, membatasi pergerakan kendaraan pribadi seperti perluasan ganjil-genap untuk Jabodetabek bagi kendaraan pribadi, pengujian emisi, parkir elektronik progresif, serta membatasi mobilitas warga seperti Work From Home/WFH di kawasan jabodetabek bagi Aparatur Sipil Negara/ASN, swasta dan sekolah.
Adapun untuk strategi menengah dan panjang, pemerintah bisa membangun transportasi umum hingga penyediaan infrastruktur bagi pejalan kaki.
“Transportasi umum harus terpadu, mudah, murah, dan menjangkau seluruh wilayah Jabodetabek,” ujarnya.
Selain itu harus ditunjang dengan penyediaan infrastruktur pejalan kaki yang terintegrasi.
“Tak lupa, pengembangan kawasan berorientasi transportasi publik, serta pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan target 30%,” ujar Nirwono.
Nirwono mengatakan, setelah ASN kembali menjalankan tugas, moda transportasi pribadi yang menjadi sumber polutan terbesar kembali menumpuk di Jakarta.
“Sektor transportasi sendiri diketahui menyumbang 44% untuk polusi udara di Ibu Kota,” ujarnya.
(Feby Novalius)