Rumah Sahraouia sendiri menjadi puing-puing, tuturnya di antara jalan-jalan sempit yang dipenuhi pecahan atap kayu dan puing-puing lain dari bangunan yang runtuh di kawasan yang berusia berabad-abad.
“Kami sedang menyiapkan makan malam ketika kami mendengar sesuatu seperti ledakan. Karena panik, saya segera keluar bersama anak-anak saya. Sayangnya rumah kami runtuh,” katanya.
Dia dan keluarganya menyelamatkan diri ke lapangan besar di pinggir distrik, dan kini menghadapi masa depan yang tidak pasti.
“Kami kehilangan segalanya,” katanya.
Seorang tetangga, Mbarka El Ghabar, juga menyaksikan rumahnya hancur akibat gempa terkuat dalam sejarah Maroko.
“Kami tertidur ketika gempa terjadi. Sebagian atap runtuh dan kami terjebak di dalam, teapi saya dan suami berhasil melarikan diri,” katra Ghabar menceritakan setelah peristiwa tersebut.
Fatiha Aboualchouak mengatakan keponakannya yang berusia empat tahun termasuk di antara lebih dari 1.000 orang yang tewas.
Baca Selengkapnya : Gempa Maroko Hancurkan Bangunan Bersejarah
(Zuhirna Wulan Dilla)