JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, postur Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2024, mengalami defisit sebesar Rp522,8 triliun atau 2,29 persen terhadap PDB.
"DPR dalam hal ini telah menyetujui bahwa defisit APBN sebesar Rp522,8 triliun," ujar Sri Mulyani saat rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI bersama pemerintah, dikutip Antara, Selasa (19/9/2023).
Sri Mulyani mengatakan, arsitektur APBN 2024 disusun dalam situasi ekonomi dan asumsi dasar yang terus mengalami perubahan.
Meski demikian, pemerintah dan DPR menyepakati beberapa asumsi, antara lain yakni, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, laju inflasi 2,8%, nilai tukar rupiah Rp15.000 per dolar AS, harga minyak mentah 82 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 635 ribu barel per hari, lifting gas bumi 1,03 juta barel setara minyak per hari, serta tingkat suku bunga sebesar 6,7% untuk tenor 10 tahun.
Lebih lanjut ia menyampaikan, dalam RUU keuangan negara tersebut, pendapatan negara disepakati sebesar Rp2.802,29 triliun atau naik Rp20 triliun dari yang sebelumnya diajukan.